7 Perkataan Yesus – “Akulah Pintu”: Satu-Satunya Jalan Masuk Menuju Keselamatan dan Kehidupan Berkelimpahan

By -Published On: 27 October, 2025-Categories: Iman Katolik, Katekese-Views: 3-

Apa Kontek dan Arti Harafiah Dari “Akulah Pintu”?

Menyelami pernyataan Yesus yang ketiga, “Akulah Pintu” (Yohanes 10:7, 9), dengan mendalam. Pernyataan ini mengungkap rahasia tentang akses eksklusif kepada keselamatan dan kehidupan yang berkelimpahan.

Pernyataan ini adalah bagian dari pengajaran Yesus tentang “Gembala yang Baik” (Yohanes 10:1-18). Yesus menggunakan gambaran yang sangat akrab bagi pendengar-Nya: sebuah pintu kandang domba.

Yohanes 10:7: “Maka kata Yesus sekali lagi: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.'”
Yohanes 10:9: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.”

Arti Harfiah Metafora “Pintu” dalam Konteks Palestina:

  • Akses Eksklusif: Kandang domba biasanya hanya memiliki satu pintu. Pada malam hari, gembala sendiri yang berbaring dan tidur di pintu tersebut. Dengan demikian, gembala menjadi penjaga pintu yang hidup. Tidak ada domba yang bisa keluar dan tidak ada serigala atau pencuri yang bisa masuk tanpa melalui dia.

  • Tempat yang Aman: Pintu adalah tempat perlindungan. Di dalam kandang, domba-domba aman dari bahaya.

  • Sumber Kehidupan: Pada pagi hari, gembala membuka pintu dan memimpin domba-domba ke padang rumput dan sumber air untuk kehidupan mereka.

Apa Pesan Yang Ingin Disampaikan Yesus?

Dengan menyatakan diri-Nya sebagai “Pintu”, Yesus menyampaikan pesan yang tegas dan penuh penghiburan.

  1. Keselamatan itu Memiliki “Pintu Masuk” yang Spesifik: Pesan ini langsung menentang paham pluralisme agama yang longgar yang menyatakan “semua agama sama”. Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Dia adalah satu-satunya akses yang sah kepada keselamatan dan persekutuan dengan Allah (“domba-domba”). Ini adalah klaim yang eksklusif.

  2. Ada Jalan Lain yang Palsu dan Berbahaya: Sebelum menyatakan diri sebagai pintu, Yesus memperingatkan tentang “pencuri dan perampok” (Yoh 10:1, 8) yang mencoba masuk dengan memanjat tembok. Ini merujuk pada para pemimpin agama yang palsu, ajaran sesat, dan semua sistem keagamaan atau filosofis yang menawarkan keselamatan tanpa melalui Kristus dan salib-Nya.

  3. Keamanan dan Kebebasan Sejati Ditemukan di dalam Dia: Masuk melalui Pintu (Kristus) bukan berarti masuk ke dalam penjara yang membatasi. Sebaliknya, justru di dalam Dialah terdapat keamanan dari musuh dan kebebasan untuk hidup yang berkelimpahan (“masuk dan keluar dan menemukan padang rumput”).

Bagaimana Kita Memaknai / Melakukan Pesan Ini?

1. Respon Teologis: Mengakui Gereja sebagai Kandang yang Melalui Pintu Itu

Yesus adalah satu-satunya Pintu keselamatan, dan Gereja adalah kandang di mana Pintu itu berada.

  • Dasar Kitab Suci:

    • Kisah Para Rasul 4:12: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Ayat ini adalah penegasan dari para Rasul tentang makna “Akulah Pintu”.

    • Efesus 2:18: “Karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.” Kristus adalah jalan masuk (the access) kita.

  • Pengajaran Magisterium (KGK 846, Berdasarkan dokumen Dominus Iesus):

    • Gereja percaya bahwa Kristus adalah satu-satunya Pengantara dan Jalan Keselamatan. Gereja Katolik adalah “Umat Allah, Tubuh Kristus, dan Bait Roh Kudus,” di mana berada-lah kepenuhan sarana keselamatan.

    • Pernyataan extra ecclesiam nulla salus (“di luar Gereja tidak ada keselamatan”) harus dipahami dalam terang ini: Semua keselamatan, bahkan bagi mereka yang tidak mengenal Gereja, datang dari Kristus dan melalui Gereja—sebagai sarana universal keselamatan—dengan cara yang hanya diketahui oleh Allah. Siapa pun yang diselamatkan, diselamatkan karena pengorbanan Kristus (Sang Pintu), meskipun mereka tidak secara sadar “masuk” melalui Gereja yang kelihatan.

2. Respon Filosofis: Menolak Relativisme dan Menerima Otoritas

Dalam dunia yang mengagungkan subjektivitas (“pintu kebenaran ada di hatimu masing-masing”), pernyataan Yesus ini adalah tantangan.

  • Kebenaran itu Eksklusif oleh Sifatnya: Secara logika, jika Yesus adalah Tuhan yang menjelma, maka klaim-Nya haruslah benar dan universal. Tidak mungkin ada banyak “pintu” yang sama-sama sah menuju kepada satu Allah yang benar. Filsafat yang konsisten harus menerima bahwa kebenaran, pada akhirnya, tidak bisa bersifat relatif.

  • Pintu Menuntut Sebuah Keputusan: Sebuah pintu tidak bisa netral. Seseorang harus memutuskan untuk masuk atau tidak masuk. Tidak ada pilihan untuk “hanging around”. Pernyataan “Akulah Pintu” memaksa kita untuk membuat keputusan eksistensial tentang Yesus: menerima atau menolak-Nya. Netralitas adalah ilusi.

Apa Kebenaran Sejati Yang Terkandung Di Dalamnya?

Di balik metafora yang sederhana ini, tersembunyi kebenaran-kebenaran ilahi yang mendalam.

  1. Kebenaran tentang Salib: Salib Kristus adalah “pintu” yang terluka. Ketika lambung Yesus ditikam, terbukalah jalan bagi Gereja untuk dilahirkan (lih. St. Ambrosius). Darah dan air yang mengalir (Yoh 19:34) adalah sumber sakramen-sakramen yang mengalir dari Pintu Keselamatan itu sendiri. Kita dibaptis dan disegarkan oleh apa yang keluar dari Pintu itu.

  2. Kebenaran tentang Sakramen-Sakramen: Sakramen-sakramen adalah cara yang ditetapkan oleh Sang Pintu untuk melaluinya rahmat-Nya mengalir.

    • Pembaptisan adalah pintu masuk pertama ke dalam kehidupan ilahi.

    • Ekaristi adalah pintu menuju persekutuan yang paling mesra dengan-Nya.

    • Rekonsiliasi adalah pintu yang selalu terbuka untuk kembali ke dalam kandang setelah kita tersesat.

  3. Kebenaran tentang Gereja: Gereja adalah kandang dengan satu Pintu. Ini adalah dasar bagi eklesiologi inklusif namun tegas. Semua orang diundang untuk masuk melalui Pintu yang satu itu (Kristus), yang akan membawa mereka ke dalam persekutuan dengan Gereja-Nya. Setiap upaya untuk “masuk” dengan cara lain (melalui kekuatan sendiri, spiritualitas New Age, atau agama lain tanpa Kristus) adalah seperti memanjat pagar.

  4. Kebenaran tentang Kehidupan Kristen: “Masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” (Yoh 10:9) menggambarkan kehidupan yang berkelimpahan. “Masuk” berarti beristirahat dalam hadirat Allah melalui doa dan sakramen. “Keluar” berarti diberikan kuasa untuk pergi ke dunia sebagai murid dan saksi. “Padang rumput” adalah kelimpahan rahmat, damai sejahtera, dan buah-buah Roh yang ditemukan dalam kehidupan yang taat.

Apa Yang Dapat Disimpulkan?

  • Kontras dengan Para Pemimpin Farisi: Yesus menyampaikan pengajaran ini kepada orang-orang Farisi (Yoh 9:40). Mereka adalah “penjaga” Israel, tetapi mereka menjadi seperti “pencuri dan perampok” karena mereka menutup pintu Kerajaan Sorga di depan orang (Matius 23:13) dan memeras kawanan domba untuk keuntungan mereka sendiri. Yesus, sebagai Pintu yang Baik, justru memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba.

  • Koneksi dengan Perjamuan Kudus: Dalam bahasa Yunani, kata “pintu” (thyra) juga bisa merujuk pada “pintu jebakan” atau “pintu perangkap” dalam konteks perburuan. Beberapa Bapa Gereja melihat di sini sebuah gambaran tentang Kemanusiaan Yesus. Iblis (sang pemburu) mengira kematian Yesus adalah sebuah kemenangan, tetapi justru melalui kematian-Nya (pintu perangkap), Kristus menjebak maut dan membebaskan umat manusia yang ditahannya. Ini adalah gambaran yang indah dari Misteri Paska.

Pesan “Akulah Pintu” adalah undangan yang mendesak dan sebuah peringatan yang serius. Respon kita adalah:

  • Secara Teologis: Percayalah dan berikan kesetiaan penuh kepada Yesus sebagai satu-satunya Juru Selamat. Jangan mencari jalan pintas atau “pintu lain” yang seolah-olah lebih mudah.

  • Secara Filosofis: Tolaklah godaan relativisme agama. Hargai dan pelajari agama lain, tetapi tetaplah berpegang teguh pada keyakinan bahwa kepenuhan kebenaran dan sarana keselamatan yang sah berada dalam Kristus dan Gereja-Nya.

  • Secara Praktis:

    1. Masuklah melalui Pintu itu Setiap Hari: Jadikan doa dan pembacaan Kitab Suci sebagai cara Anda “masuk” ke dalam kehadiran Sang Gembala untuk mendapatkan tuntunan dan keamanan.

    2. Hidupilah Kehidupan yang Berkelimpahan: Jangan hanya “berdiam” di dalam kandang. Masuklah untuk beristirahat, dan keluarlah dengan berani untuk melayani dan mewartakan Sang Pintu kepada mereka yang masih tersesat di luar.

    3. Bersyukurlah untuk Gereja: Lihatlah Gereja Katolik dengan segala kekurangannya sebagai kandang yang ditetapkan oleh Sang Gembala, di mana kita menemukan Sakramen-Sakramen yang adalah aliran rahmat dari Pintu itu sendiri.

Dengan demikian, “Akulah Pintu” bukanlah pernyataan eksklusivitas yang sombong, melainkan janji keselamatan yang pasti dan undangan untuk masuk ke dalam sebuah persekutuan yang aman, bebas, dan berkelimpahan di dalam Dia.

Wartakan kabar baik ini kepada sesamamu

“Umat terkasih, mari kita wujudkan Kasih Kristus yang hidup melalui persembahan yang datang dari hati yang bersyukur. Gereja adalah rumah iman dan persembahan Anda adalah nadi yang memastikan api pelayanan, kegiatan rohani, dan kesatuan komunitas kita terus menyala terang bagi sesama. Mari kita wujudkan kerinduan hati untuk terus bertumbuh dan berbuah. Berikan yang terbaik, bukan karena kewajiban, tetapi karena Kasih.”

Leave A Comment

Artikel Terbaru

Mars Regina Caeli

Bersama Bunda Maria Ratu Surgawi,
umat Allah Regina Caeli melangkah pasti.
Semakin setia pada Yesus semakin mengabdi sesama, dalam keluarga yang kudus umat basis jaya.
Pegang teguh semboyan:
Berakar dalam Iman, Bertumbuh dalam persaudaraan, berbuah dalam pelayanan
Ukirkan tekad dan kobarkan bara semangat: Mencintai Ekaristi; Mendalami sabda Ilahi;
Bersaudara yang sejati, berbagi hati,
melayani dengan kasih yang lemah dan letih.
Jadilah laskar Kristus Regina Caeli