Kristologi – Part3
Bagaimana Implikasi Umat Katolik Memahami Kristologi?
Pemahaman yang benar tentang Kristologi bukanlah latihan akademis yang kering. Ia memiliki konsekuensi yang mendalam bagi spiritualitas dan hidup kita.
-
Allah yang Dapat Disentuh dan Memahami Kita: Karena Yesus adalah manusia sejati, Ia mengalami segala sesuatu yang kita alami, kecuali dosa (Ibrani 4:15). Kita dapat datang kepada-Nya dengan keyakinan penuh bahwa Ia mengerti kelemahan, rasa sakit, dan pergumulan kita.
-
Kemanusiaan Kita Dipulihkan dan Dimuliakan: Dengan mengambil kodrat manusiawi, Sang Firman menguduskannya. Tubuh, jiwa, emosi, dan akal budi kita bukanlah sesuatu yang jahat, tetapi adalah ciptaan Allah yang telah ditebus dan diangkat ke martabat yang luar biasa. Ini menjadi dasar bagi spiritualitas sakramental, di mana hal-hal material (air, minyak, roti, anggur) menjadi saluran rahmat ilahi.
-
Jalan Menuju Bapa: Yesus bukanlah “jalan lain” menuju Allah; Ia adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yohanes 14:6). Keselamatan hanya mungkin karena Sang Penebus adalah Allah dan manusia: sebagai Allah, Ia dapat mendamaikan kita dengan Bapa; sebagai manusia, Ia dapat mewakili kita dan mempersembahkan korban yang sempurna.
-
Teladan Hidup Kita: Kehidupan Yesus menjadi model sempurna bagi kita untuk menghidupi kemanusiaan kita sesuai dengan kehendak Allah. Kita dipanggil untuk ditransformasi menjadi serupa dengan gambaran-Nya (Roma 8:29).
Bagaimana Kesimpulan Yang Bisa Dipelajari?
Kristologi Katolik, yang digali dari Kitab Suci, dirumuskan oleh Tradisi di bawah bimbingan Roh Kudus, dan ditegaskan oleh Magisterium Gereja, mengajak kita untuk berlutut di hadapan misteri Yesus Kristus yang tak terselami. Ia adalah “Juruselamat yang kekal, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal” (Yesaya 9:5, versi Septuaginta), yang pada saat yang sama adalah Yesus dari Nazaret, sahabat para pendosa, yang menyentuh orang kusta dan makan bersama pemungut cukai.
Iman kita berkata: Kita tidak perlu memilih antara Keallahan dan Kemanusiaan-Nya. Kita memeluk keduanya, karena justru dalam persatuan yang ajaib inilah keselamatan kita terletak.