7 Perkataan Yesus – “Akulah Terang Dunia”: Dari Kegelapan Dosa Menuju Terang Kekekalan

By -Published On: 26 October, 2025-Categories: Iman Katolik, Katekese-Views: 2-

Apa Kontek dan Arti Harafiah Dari “Akulah Terang Dunia”?

Pernyataan ini membuka rahasia tentang misi Yesus untuk mengalahkan kuasa kegelapan dan memberikan pedoman hidup yang sejati.

Diucapkan Yesus di Bait Allah, tepatnya di Perbendaharaan (Yohanes 8:20), sebuah tempat yang diterangi oleh cahaya dari lampu-lampu besar selama Perayaan Pondok Daun (Sukkot). Dalam perayaan itu, cahaya-cahaya ini adalah peringatan akan Tiang Api yang memimpin Israel di padang gurun. Dalam konteks inilah Yesus berdiri dan menyatakan:

Yohanes 8:12: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”

Arti Harfiah Metafora “Terang”:

  • Penyingkap Kebenaran: Seperti terang fisik menyibak benda-benda yang tersembunyi dalam gelap, Yesus datang untuk menyingkapkan kebenaran tentang Allah, tentang manusia, dan tentang jalan keselamatan.

  • Pemandu Jalan: Seperti Tiang Api memimpin Israel, Yesus adalah pemandu satu-satunya yang dapat menunjukkan jalan menuju Bapa dan melindungi dari bahaya spiritual.

  • Sumber Kehidupan: Seperti cahaya matahari memberi kehidupan bagi alam biologis, Yesus adalah sumber kehidupan rohani dan kekal. “Terang hidup” yang Ia janjikan adalah kehidupan ilahi itu sendiri.

Apa Pesan Yang Ingin Disampaikan Yesus?

Pernyataan ini adalah sebuah proklamasi dan sekaligus sebuah undangan yang revolusioner.

  1. Dunia Berada dalam Kegelapan yang Nyata: Yesus tidak menganggap “kegelapan” hanya sebagai ketidaktahuan. Ia mengidentifikasinya sebagai dosa, kebingungan, keterpisahan dari Allah, dan kuasa Iblis. Dengan menyatakan diri-Nya sebagai Terang, Ia menyatakan bahwa masalah umat manusia adalah masalah eksistensial dan spiritual yang mendalam, yang tidak dapat diselesaikan oleh filsafat atau hukum mana pun.

  2. Yesus adalah Jawaban Absolut atas Kegelapan itu: Ia bukan salah satu dari banyak “pencerah”. Ia adalah Terang itu sendiri. Ini adalah klaim eksklusif. Semua nabi dan guru lain mungkin memantulkan terang, tetapi hanya Kristus yang adalah sumber terang itu sendiri.

  3. Mengikut Dia adalah Syarat Mutlak untuk Keluar dari Kegelapan: Janji “tidak akan berjalan dalam kegelapan” bersyarat: “barangsiapa mengikut Aku”. Iman bukanlah sekadar percaya, tetapi sebuah komitmen untuk berjalan di dalam terang yang telah dinyatakan-Nya, sekalipun itu bertentangan dengan jalan dunia.

Bagaimana Kita Memaknai / Melakukan Pesan Ini?

1. Respon Teologis: Percaya dan Dibaptis

Terang Yesus pertama-tama diterima melalui Inisiasi Kristen.

  • Dasar Kitab Suci:

    • Pembaptisan sebagai Penerangan: Dalam tradisi Gereja perdana, Pembaptisan disebut “Penerangan” (Photismos). Orang yang dibaptis adalah “orang yang telah diterangi”. Ini mengacu pada Kolose 1:13: “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.”

    • Yohanes 1:4-5, 9: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya… Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.”

  • Pengajaran Magisterium (KGK 1216): “Pembaptisan adalah penerangan yang paling indah dan megah… Setelah menerima Sabda, ‘terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap orang,’ orang yang dibaptis, ‘setelah diterangi,’ menjadi ‘anak terang,’ ya, terang sendiri.”

2. Respon Filosofis: Menerima Otoritas Kebenaran yang Objektif

Dalam dunia pascamodern yang menganggap semua kebenaran sebagai relatif (“kebenaranmu adalah milikmu, kebenaranku adalah milikku”), pernyataan Yesus adalah sebuah skandal.

  • Kebenaran adalah Pribadi (Personal), bukan Hanya Proposisi: Yesus tidak hanya mengatakan “Aku memiliki kebenaran.” Ia berkata, “Akulah… Kebenaran” (Yohanes 14:6, yang akan kita bahas nanti). Dalam diri Yesus, kebenaran bukanlah sekumpulan ide abstrak, melainkan sebuah Pribadi yang dapat dikenali, diikuti, dan dikasihi.

  • Pertentangan antara Terang dan Gelap: Filsafat Yohanes bersifat dualistis (bukan seperti Gnostik), tetapi dualisme moral: Terang vs. Kegelapan, Kebenaran vs. Kebohongan, Hidup vs. Kematian. Tidak ada wilayah abu-abu. Dengan menerima Yesus sebagai Terang, kita harus berani menolak kegelapan dalam segala bentuknya: dosa, ketidakadilan, kebohongan, dan kepalsuan.

  • Akal Budi yang Diterangi oleh Iman (Fides et Ratio): Akal budi manusia (filsafat) adalah seperti cahaya bulan—ia memantulkan terang, tetapi bukan sumber terang itu sendiri. Untuk memahami kebenaran terdalam tentang Allah dan manusia, akal budi harus menerima penerangan dari Wahyu Ilahi (Terang Sejati). Iman dan akal budi bukan musuh, tetapi sekutu.

Apa Kebenaran Sejati Yang Terkandung Di Dalamnya?

Di balik pernyataan “Akulah Terang Dunia” tersembunyi rahasia-rahasia ilahi tentang tatanan realitas.

  1. Kebenaran tentang Dosa: Kegelapan bukanlah hanya ketiadaan terang. Kegelapan adalah kuasa yang aktif yang membenci terang. Yohanes 3:19-20 menjelaskan: “Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak.” Dosa membuat kita takut dan membenci kebenaran yang menelanjangi kita.

  2. Kebenaran tentang Penghakiman: Kedatangan Terang itu sendiri sudah merupakan suatu penghakiman. Seseorang tidak dihakimi setelah mati, tetapi dihakimi oleh responsnya terhadap Terang itu sekarang juga. Seseorang masuk ke dalam terang dan diselamatkan, menolak terang dan terkutuk oleh pilihannya sendiri.

  3. Kebenaran tentang Gereja: Gereja adalah komunitas orang-orang yang telah diterangi. Misi Gereja adalah memantulkan Terang Kristus ke dalam segala kegelapan dunia. Inilah makna dari perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya: “Kamu adalah terang dunia” (Matius 5:14). Terang kita adalah terang yang dipantulkan; sumbernya tetap Kristus.

  4. Kebenaran tentang Liturgi dan Simbolisme: Gereja senantiasa menggunakan simbol terang. Lampu Sanctuari yang menyala di dekat Tabernakel menandakan Kehadiran Nyata Sang Terang Dunia. Lilin Baptis yang dinyalakan dari Lilin Paskah (simbol Kristus yang bangkit) diberikan kepada orang yang dibaptis (atau orang tuanya) dengan pesan: “Terimalah terang Kristus,” dan “Peliharalah terang ini agar tetap menyala.”

Rahasia dan Kedalaman Tambahan yang Terkandung

Pertentangan dengan Para Pemimpin Agama: Pernyataan ini langsung dipertentangkan oleh orang-orang Farisi yang berkata, “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar” (Yohanes 8:13). Ini menunjukkan konflik antara “terang” yang ditawarkan Yesus (berdasarkan otoritas Ilahi-Nya sendiri) dan “kegelapan” religiusitas yang legalistis tetapi tanpa kuasa untuk menyelamatkan.

Koneksi dengan Mukjizat Penyembuhan Orang Buta (Yohanes 9): Segera setelah pernyataan ini, Yohanes mencatat mukjizat penyembuhan orang yang buta sejak lahir. Ini adalah living parable (perumpamaan hidup). Orang buta itu mewakili semua manusia yang buta secara spiritual. Proses penyembuhannya (dilemparkan ke dalam kolam Siloam) melambangkan Pembaptisan. Akhirnya, orang yang telah dicelikkan matanya itu menyembah Yesus, sementara orang-orang Farisi yang berkata “Kami melihat” justru dinyatakan tetap dalam dosa mereka (Yohanes 9:41). Ironi Besar: Yang buta menjadi melihat, yang “melihat” justru ternyata buta.

Apa Yang Dapat Disimpulkan?

Pesan “Akulah Terang Dunia” adalah panggilan untuk sebuah transformasi radikal. Respon kita adalah:

  • Secara Teologis: Bersyukurlah atas Pembaptisan yang telah memindahkan kita dari kegelapan kepada terang. Terimalah Sakramen Tobat untuk terus membersihkan noda yang mengaburkan terang itu dalam diri kita.

  • Secara Filosofis: Beranilah untuk Mencintai Kebenaran Objektif, bahkan ketika itu tidak populer atau menyakitkan. Serahkan relativisme kepada tuntutan mutlak dari Terang Kristus.

  • Secara Praktis:

    1. Berjalan dalam Terang: Secara rutin lakukan pemeriksaan batin. Apakah tindakan, kata-kata, dan pikiran saya dapat bertahan dalam terang Kristus? Atau saya lebih suka menyembunyikannya dalam kegelapan?

    2. Menjadi Pantulan Terang: Seperti lilin Paskah yang menyalakan lilin-lilin lain, wartakan kebenaran dan hidup dalam kasih. Jadilah saksi sukacita dan damai sejahtera di tengah dunia yang penuh dengan kegelapan keputusasaan dan kebencian.

    3. Mengikuti Dia, Bukan Hanya Gagasan tentang Dia: Komitmen untuk “mengikut Aku” berarti belajar dari Dia setiap hari melalui doa dan pembacaan Kitab Suci, sehingga kita tidak tersesat kembali ke dalam bayang-bayang kita sendiri.

Dengan demikian, “Akulah Terang Dunia” adalah janji penyelamatan dan peta jalan untuk hidup kita. Ia menawarkan pembebasan dari kegelapan dosa dan kebingungan, dan menuntun kita kepada persekutuan yang penuh sukacita dengan Sang Sumber Terang itu sendiri.

Wartakan kabar baik ini kepada sesamamu

“Umat terkasih, mari kita wujudkan Kasih Kristus yang hidup melalui persembahan yang datang dari hati yang bersyukur. Gereja adalah rumah iman dan persembahan Anda adalah nadi yang memastikan api pelayanan, kegiatan rohani, dan kesatuan komunitas kita terus menyala terang bagi sesama. Mari kita wujudkan kerinduan hati untuk terus bertumbuh dan berbuah. Berikan yang terbaik, bukan karena kewajiban, tetapi karena Kasih.”

Leave A Comment

Artikel Terbaru

Mars Regina Caeli

Bersama Bunda Maria Ratu Surgawi,
umat Allah Regina Caeli melangkah pasti.
Semakin setia pada Yesus semakin mengabdi sesama, dalam keluarga yang kudus umat basis jaya.
Pegang teguh semboyan:
Berakar dalam Iman, Bertumbuh dalam persaudaraan, berbuah dalam pelayanan
Ukirkan tekad dan kobarkan bara semangat: Mencintai Ekaristi; Mendalami sabda Ilahi;
Bersaudara yang sejati, berbagi hati,
melayani dengan kasih yang lemah dan letih.
Jadilah laskar Kristus Regina Caeli