Karunia Roh Kudus & Buah-Buah Roh Kudus
Apa Itu Karunia Roh Kudus (The Gifts of The Holy Spirit)?
Karunia (Gifts) adalah “alat atau kemampuan” yang diberikan Roh Kudus kepada kita untuk mengenal dan melakukan kehendak Allah. Karunia ini memampukan kita.
Karunia ini adalah disposisi permanen yang membuat manusia penurut dalam mengikuti dorongan Roh Kudus (docile in following the promptings of the Holy Spirit) (KGK 1830). Karunia-karunia ini adalah rahmat yang menyempurnakan keutamaan-keutamaan ilahi (iman, harapan, dan kasih) dan keutamaan-keutamaan moral (kebijaksanaan, keadilan, keperkasaan, dan pengendalian diri), sehingga kita dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan hidup dalam kepenuhan Kristus.
Yesaya 11:2: “Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN.” (Gereja menambahkan Karunia Kesalehan/Ketaatan, sehingga menjadi tujuh, berdasarkan terjemahan Latin kuno dan kesempurnaan teologis).
Apa Itu Buah Roh Kudus (The Fruits of The Holy Spirit)?
Buah (Fruits) adalah “sifat atau karakter” yang dihasilkan dalam diri kita ketika kita hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Buah ini adalah hasil atau bukti dari kehidupan yang menyerah kepada karunia-Nya.
Bagaimana Analogi Karunia & Buah-Buah Roh Kudus?
Analogi sederhana: Seorang petani diberi karunia (cangkul, traktor, bibit unggul) untuk mengerjakan ladang. Karunia ini “AKAN PASIF” jika tidak ada kerjasama aktif dari sang petani. Namun Ketika petani tadi bekerjasama dengan karunia-karunia itu secara baik dan tekun, maka ladangnya akan menghasilkan buah (padi, jagung, buah-buahan) yang melimpah.
Apa Dasar Ajaran Mengenai Karunia & Buah Roh Kudus?
- Kitab Suci (Sacred Scripture): Merupakan Sabda Allah yang diilhamkan, menjadi sumber primer Karunia (Yesaya 11:2) dan Buah-buah (Galatia 5:22-23).
- Tradisi Suci (Sacred Tradition): Ajaran para Rasul yang diwariskan secara lisan, melalui praktik liturgi, pengajaran para Bapa Gereja (misalnya St. Agustinus dan St. Thomas Aquinas), dan kehidupan Gereja. Tradisi inilah yang secara definitif merumuskan tujuh karunia dan dua belas buah.
- Magisterium (Teaching Authority): Wewenang mengajar Gereja, yang dipimpin oleh Paus dan para Uskup, yang menjaga dan menafsirkan Sabda Allah (Kitab Suci dan Tradisi Suci) secara otoritatif. Puncak ajaran ini termuat dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK).
Apa Saja 7 Karunia Roh Kudus & Penjelasannya?
Karunia Roh Kudus secara lengkap tercantum dalam Kitab Suci (Yesaya 11:2). Tradisi Suci dan Magisterium, melalui para Bapa Gereja dan Santo Thomas Aquinas, telah merenungkan dan menguraikannya secara mendalam.
Karunia ini diberikan secara penuh dalam Sakramen Baptis dan dikuatkan dalam Sakramen Krisma. Karunia ini bersifat menetap (permanen) dalam jiwa, membuat kita siap sedia untuk digerakkan oleh Roh Kudus.
- KARUNIA KEBIJAKSANAAN (The Gift of Wisdom)
- Arti: Bukan sekadar kecerdasan atau pengetahuan duniawi. Kebijaksanaan adalah karunia untuk melihat realitas dari kacamata Allah sendiri. Ini adalah kemampuan untuk “mencicipi” atau mengalami kebenaran Ilahi, sehingga kita dapat mencintai dan menilai segala sesuatu sesuai dengan nilai-nilai surgawi. Santo Thomas Aquinas menyebutnya sebagai “sabor sapientiae” (merasakan kebenaran Ilahi).
- Perumpamaan: Salomo tidak meminta kekayaan atau umur panjang, tetapi hati yang bijaksana untuk memimpin umatnya (1 Raja-raja 3:9-12). Orang yang berkarunia kebijaksanaan dapat melihat masalah duniawi yang pelik dan menemukan solusi yang sesuai dengan kasih dan keadilan Allah.
- Penerapan: Ketika Anda menghadapi dilema moral, karunia ini membantu Anda memilih bukan yang paling mudah atau menguntungkan, tetapi yang paling berkenan kepada Allah. Dalam percakapan, karunia ini memampukan Anda untuk menyampaikan kebenaran dengan kasih, bukan dengan kekasaran.
- Apa yang Tuhan Mau: Tuhan ingin Anda mencintai-Nya di atas segala sesuatu dan belajar untuk menilai segala sesuatu dalam terang kasih-Nya yang kekal, bukan dalam terang kesenangan sesaat.
- KARUNIA PENGERTIAN (The Gift of Understanding)
- Arti: Karunia untuk “menembus” atau memahami kebenaran-kebenaran iman (misalnya Trinitas, Ekaristi) yang diwahyukan, bukan dengan akal budi semata, tetapi dengan penerangan batin dari Roh Kudus. Karunia ini menjadikan iman kita hidup dan mendalam.
- Perumpamaan: Murid-murid di Emmaus. Hati mereka “berkobar-kobar” ketika Yesus menjelaskan Kitab Suci (Lukas 24:32). Roh Kudus membuka pikiran mereka untuk mengerti maksud semua yang tertulis tentang Kristus.
- Penerapan: Ketika Anda membaca Kitab Suci dan tiba-tiba suatu ayat “menyala” dan berbicara langsung kepada situasi hidup Anda, itulah karya karunia Pengertian. Karunia ini membantu Anda melihat rencana Allah di balik peristiwa suka maupun duka.
- Apa yang Tuhan Mau: Tuhan ingin Anda mendalami iman Anda, tidak hanya menerimanya secara mentah. Ia ingin Anda berdoa, membaca Kitab Suci, dan belajar ajaran Gereja, sehingga Roh-Nya dapat memberikan pengertian yang lebih dalam.
- KARUNIA PENGETAHUAN (The Gift of Knowledge)
- Arti: Bukan pengetahuan ilmiah. Karunia ini adalah kemampuan untuk melihat keteraturan dan kebesaran ciptaan Allah, serta mengenali kehendak-Nya dalam tata dunia ini. Karunia ini juga membantu kita membedakan mana yang berasal dari Allah dan mana yang bukan.
- Perumpamaan: Pemazmur berkata, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mazmur 19:2). Karunia Pengetahuan memampukan kita untuk membaca “buku alam” dan melihat jejak Sang Pencipta di dalamnya.
- Penerapan: Karunia ini membantu Anda menggunakan hal-hal duniawi (seperti uang, teknologi, hubungan) sesuai dengan tujuannya yang sejati dari Allah, bukan disalahgunakan. Ini juga menolong Anda untuk tidak terpesona oleh hal-hal duniawi, karena Anda melihat bahwa semuanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
- Apa yang Tuhan Mau: Tuhan ingin Anda menggunakan ciptaan-Nya dengan baik dan bertanggung jawab, dan untuk melihat diri Anda sendiri sebagai bagian dari rencana ciptaan-Nya yang agung.
- KARUNIA NASEHAT (The Gift of Counsel)
- Arti: Karunia untuk membimbing diri sendiri dan orang lain dalam mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kehendak Allah. Ini adalah “nasihat surgawi” yang diberikan di saat-saat yang membingungkan.
- Perumpamaan: Yesus berjanji akan mengirim Roh Kebenaran yang akan mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan kita akan semua yang telah Dia katakan (Yohanes 14:26). Dalam situasi sulit, Roh Kudus akan menasihati hati kita.
- Penerapan: Ketika Anda harus memberikan nasihat kepada teman yang sedang bermasalah, karunia Nasehat memampukan Anda untuk berkata-kata dengan hikmat yang bukan dari Anda sendiri. Dalam mengambil keputusan besar (misalnya, memilih pasangan hidup atau pekerjaan), karunia ini memberikan ketenangan dan kepastian batin.
- Apa yang Tuhan Mau: Tuhan ingin Anda bergantung pada-Nya dalam setiap keputusan, besar maupun kecil. Ia ingin Anda berdoa memohon bimbingan-Nya sebelum bertindak.
- KARUNIA KEKUATAN (The Gift of Fortitude)
- Arti: Karunia untuk memiliki ketabahan dan keberanian yang heroik dalam menghadapi pencobaan, penderitaan, dan ketakutan, demi menjalankan kehendak Allah.
- Perumpamaan: Para martir. Mereka mampu menanggung siksaan dan kematian yang mengerikan karena karunia Kekuatan ini. Stefanus, saat dirajam batu, wajahnya bersinar seperti malaikat (Kisah Para Rasul 7:55-60).
- Penerapan: Ketekunan seorang ibu merawat anaknya yang sakit parah, keberanian untuk menyatakan kebenaran di tempat kerja meski akan dikucilkan, atau kekuatan untuk bangkit dari dosa dan terus berusaha hidup kudus—semua ini adalah buah dari karunia Kekuatan.
- Apa yang Tuhan Mau: Tuhan ingin Anda tidak takut dan tidak mudah menyerah. Ia ingin Anda percaya bahwa kekuatan-Nya menjadi sempurna justru dalam kelemahan Anda (2 Korintus 12:9).
- KARUNIA KESALEHAN (The Gift of Piety)
- Arti: Bukan sekadar rajin berdoa. Kesalehan adalah karunia untuk mengalami Allah sebagai Bapa yang baik dan sesama sebagai saudara. Ini melahirkan dalam hati kita hubungan yang penuh kasih, kepercayaan, dan ketaatan yang tulus kepada Allah, serta sikap hormat dan peduli kepada sesama.
- Perumpamaan: Perumpamaan anak yang hilang. Ketika si bungsu kembali, ia diperlakukan sebagai anak, bukan sebagai hamba (Lukas 15:11-32). Karunia Kesalehan memampukan kita untuk datang kepada Allah dengan kepercayaan penuh sebagai anak yang dikasihi.
- Penerapan: Perasaan haus akan doa dan Ekaristi, rasa hormat yang dalam saat berada di Gereja, belas kasih yang tulus kepada orang miskin dan menderita, serta sikap hormat kepada orang tua dan otoritas yang sah.
- Apa yang Tuhan Mau: Tuhan ingin Anda membangun hubungan yang mesra dengan-Nya dalam doa dan Sakramen, serta mengasihi sesama dengan tulus, karena mereka adalah citra Allah.
- KARUNIA TAKUT AKAN ALLAH (The Gift of Fear of the Lord)
- Arti: Bukan rasa takut seperti takut pada hukuman atau hantu. Ini adalah rasa kagum, hormat, dan syukur yang mendalam di hadapan kebesaran dan kemuliaan Allah. Karunia ini membuat kita membenci dosa karena tahu itu melukai hati Allah yang kita kasihi.
- Perumpamaan: Musa melepas kasutnya karena tanah yang diinjaknya adalah tanah kudus (Keluaran 3:5). Itu adalah tindakan hormat. Karunia ini adalah “awal dari hikmat” (Mazmur 111:10).
- Penerapan: Perasaan ngeri pada saat akan berbuat dosa, karena sadar bahwa dosa memisahkan kita dari Allah. Rasa syukur yang mendalam saat menerima Komuni Kudus, karena menyadari betapa besar kasih Allah yang datang dalam rupa roti.
- Apa yang Tuhan Mau: Tuhan ingin Anda menghormati kekudusan-Nya dan memiliki kerendahan hati di hadapan-Nya, menyadari bahwa Dialah Allah dan kita adalah ciptaan-Nya.
Apa Saja 9 Buah Roh Kudus & Penjelasannya?
Buah Roh Kudus tercantum dalam Kitab Suci (Galatia 5:22-23). Jika Karunia adalah sebab, maka Buah adalah akibat. Buah-buah ini adalah sifat Kristus yang menjadi nyata dalam hidup kita ketika kita hidup menurut pimpinan Roh.
Urutan dan Penjelasan:
- Kasih (Love – Charitas): Cinta yang rela berkorban, tidak mementingkan diri sendiri, dan berpusat pada kebaikan orang lain. Ini adalah buah yang teragung. (Penerapan: Memaafkan musuh, melayani tanpa pamrih).
- Sukacita (Joy – Gaudium): Kebahagiaan mendalam yang berasal dari persatuan dengan Allah, yang tetap ada bahkan dalam penderitaan. (Penerapan: Tetap tenang dan percaya dalam kesulitan finansial atau sakit penyakit).
- Damai Sejahtera (Peace – Pax): Ketenangan batin yang mendalam, karena percaya bahwa Allah memegang kendali atas segala sesuatu. Bukan hanya tidak adanya konflik. (Penerapan: Tidak mudah cemas atau khawatir berlebihan).
- Kesabaran (Patience – Longanimitas): Kemampuan untuk menahan penderitaan, keterlambatan, atau gangguan tanpa mengeluh atau marah. (Penerapan: Sabar menghadapi anak yang rewel, atau dalam kemacetan lalu lintas).
- Kemurahan (Kindness – Benignitas): Sikap hati yang lembut, penuh perhatian, dan murah hati kepada orang lain. (Penerapan: Menolong orang asing yang kesusahan, berkata-kata yang membangun).
- Kebaikan (Goodness – Bonitas): Keinginan aktif untuk berbuat baik dan menjadi berkat bagi sesama. (Penerapan: Menyumbang untuk yang membutuhkan, menjadi relawan).
- Kesetiaan (Faithfulness – Fides): Dapat diandalkan dan setia pada janji dan komitmen, terutama kepada Allah dan keluarga. (Penerapan: Setia dalam perkawinan meski ada masalah, rajin dalam doa harian).
- Kelemahlembutan (Gentleness – Modestia): Kekuatan yang berada di bawah kendali. Kemampuan untuk menanggapi provokasi dengan penguasaan diri dan kasih. (Penerapan: Tidak membalas ketika difitnah, menegur kesalahan orang lain dengan cara yang halus).
- Penguasaan Diri (Self-Control – Continentia): Kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu, emosi, dan keinginan daging agar tunduk pada kehendak Roh. (Penerapan: Mengendalikan amarah, menjaga kemurnian seksual, disiplin dalam penggunaan media sosial).
(Catatan: Tradisi Gereja, berdasarkan terjemahan Latin Vulgata, sering menyebutkan 12 buah. Tiga tambahan dari Yesaya 11 adalah: Lihat Juga KGK 1832)
10. Kesederhanaan (Modesty): Mengetahui tempat dan batasan diri sendiri.
11. Kemurnian (Chastity): Menjaga integritas dan kesucian dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
12. Kebaikan Hati (Generosity): Kerelaan untuk memberi dengan sukacita.
Apa Sesungguhnya Yang Tuhan Mau Untuk Anda Lakukan?
Berdasarkan Kitab Suci, Tradisi, dan Magisterium, inilah rencana Allah bagi Anda dengan karunia dan buah Roh Kudus ini:
- Mengenali dan Memohonnya dalam Doa: Karunia-karunia ini sudah ada dalam diri Anda sejak Baptis. Namun, mereka perlu diaktifkan melalui doa dan kerendahan hati. Berdoalah setiap hari, “Datanglah, ya Roh Kudus (Veni Sancte Spiritus)” dan secara khusus mohon karunia yang Anda butuhkan (misalnya, “Ya Roh Kudus , karuniakanlah aku Karunia Nasehat untuk mengambil keputusan ini,” atau “Karuniakanlah aku Buah Kesabaran dalam menghadapi ujian ini”).
- Menyerahkan Diri Sepenuhnya kepada Pimpinan Roh: Karunia Roh Kudus adalah “pasif” dalam arti kita tidak bisa memaksakannya. Tugas kita adalah membuka diri dan membiarkan Roh Kudus menggerakkan kita. Ini seperti seorang pelaut yang membentangkan layarnya agar diterangi angin. Angin (Roh Kudus) yang akan mendorong perahu. Anda harus belajar untuk “mendengarkan” bisikan lembut-Nya dalam hati.
- Menjadi Penurut (Docile): Tujuan Karunia (Tujuh Karunia) adalah membuat Anda penurut terhadap dorongan batiniah Roh Kudus. Tuhan tidak mau Anda hanya mengandalkan kekuatan akal budi dan kehendak manusiawi Anda semata, karena hal itu terbatas. Dia ingin Anda hidup berdasarkan insting ilahi yang ditanamkan melalui Karunia.
- Hidup dalam Rahmat dan Menjauhi Dosa Berat: Dosa, terutama dosa berat, memadamkan Roh Kudus (1 Tesalonika 5:19). Untuk bertumbuh dalam karunia dan buah Roh, Anda perlu terus menerus berada dalam keadaan rahmat, yang dipulihkan melalui Sakramen Tobat. Seringlah menerima Komuni Kudus, karena Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan Kristiani yang memampukan kita menghasilkan buah.
- Berkarya dan Menjadi Saksi: Tuhan tidak memberikan karunia dan buah ini untuk dinikmati sendiri. Tujuannya adalah pengudusan diri dan keselamatan sesama (Evangelii Gaudium, 130). Karunia Kebijaksanaan harus dibagikan, Buah Kemurahan harus diwujudkan dalam tindakan. Hidup Anda harus menjadi “surat terbuka” yang dapat dibaca semua orang tentang kasih Kristus (2 Korintus 3:2-3).
- Bersekutu dalam Gereja: Roh Kudus diberikan kepada Gereja. Karunia-karunia individu bertujuan untuk membangun Tubuh Kristus (1 Korintus 12:7). Terlibatlah dalam komunitas, sharing group, atau pelayanan. Dalam persekutuan inilah, karunia Anda akan diuji, ditempa, dan digunakan untuk kemuliaan Allah. Karunia dan Buah-Buah Roh Kudus juga diberikan untuk pelayanan dan misi. Dengan hidup kudus, Anda menjadi terang bagi dunia, membantu Gereja, Tubuh Mistik Kristus, untuk bertumbuh dalam kekudusan.
- Menghasilkan Buah (Bearing Fruit): Tuhan menghendaki agar Karunia yang Anda terima tidak tersembunyi, tetapi termanifestasi dalam kehidupan nyata Anda sebagai Buah-Buah Roh Kudus. Yesus mengajarkan: “Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.” (Mat 7:19).
Kesimpulan
Karunia Roh Kudus adalah perlengkapan Ilahi yang diberikan Allah untuk perjalanan ziarah kita di dunia. Buah Roh Kudus adalah tanda bahwa kita sedang berada di jalan yang benar, bahwa kita semakin serupa dengan Kristus.
Proses ini adalah proses seumur hidup. Jangan berkecil hati jika Anda merasa belum menghasilkan buah yang lebat. Teruslah berdoa, membuka diri, menerima sakramen, dan berusaha. Roh Kudus sendiri yang akan menyempurnakan karya-Nya dalam diri Anda.
Singkatnya, Kehendak Tuhan adalah agar Anda, dengan Karunia yang dimeteraikan dalam diri Anda, dapat menjadi pribadi yang mencerminkan karakter Kristus—sehingga siapa pun yang melihat Anda, akan melihat Buah-Buah Roh Kudus yang merupakan tanda nyata bahwa Roh Allah berdiam di dalam Anda.