Liturgi Ekaristi

By -Published On: 23 June, 2025-Categories: Iman Katolik, Katekese, Liturgi-Views: 9-

Dalam perjamuan malam terakhir Kristus menetapkan kurban dan perjamuan Paska. Setiap kali imam atas nama Kristus Tuhan merayakan perayaan ekaristi dihadirkan kurban salib dalam Gereja.

Liturgi ekaristi disusun Gereja sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kata-kata dan tindakan Kristus. Pertama, ketika persiapan persembahan, roti dan anggur serta air dibawa ke altar. Itulah bahan-bahan yang juga digunakan Kristus dalam perjamuan terakhir. Kedua, Doa Syukur Agung yang berisi puji dan syukur kepada Allah Bapa atas seluruh karya penyelamatan. Gereja bersama Kristus sebagai Kepala mempersembahkan roti dan anggur yang menjadi Tubuh dan Darah-Nya. Ketiga, melalui pemecahan roti dan komuni, umat beriman meskipun banyak, disatukan karena menyambut Tubuh dan Darah Kristus yang satu, sama seperti dahulu para rasul menerimanya dari tangan Kristus sendiri. (lihat PUMR, No. 72).

Pusat dan puncak Liturgi Ekaristi, bahkan seluruh perayaan ekaristi adalah Doa Syukur Agung yang merupakan doa syukur dan pengudusan (PUMR, No. 78). Doa Syukur Agung didahului dengan Prefasi. Sebagaimana intro sebuah lagu, Prefasi adalah bagian awal dan tidak terpisahkan dari Doa Syukur Agung. Prefasi bukanlah sekadar bagian dari prakata dari sebuah buku, yang biasanya ketika membaca sebuah buku dilewatkan saja. Prefasi diawali dengan sebuah dialog imam selebran dengan umat. Dalam dialog ini, imam mengajak umat untuk kembali menyadari bahwa “Tuhan bersamamu” (Dominus Vobiscum). Dan umat pun ganti menjawab dengan memberi kesadaran kepada imam bahwa Tuhan pun “bersama rohmu” (et cum spiritu tuo). Dengan menyatakan “Tuhan bersama rohmu”,umat berharap agar imam dipenuhi dengan kehadiran Tuhan yang bangkit. Dan semoga pelayanannya memperoleh kekuatan dan berkat rahmat Roh Kudus. Selanjutnya, imam selebran mengajak kembali umat agar “mengarahkan hati kepada Tuhan” (“Sursum corda”). Umat diminta untuk mengesampingkan hal-hal duniawi, pikiran, urusan-urusan rumah tangga untuk sementara waktu agar bisa memusatkan perhatiannya kepada Tuhan. Dan umat pun menjawab “Sudah kami arahkan” (“Habemus ad Dominum”). Tentunya jawaban ini bukan hanya di bibir saja, tetapi sungguh-sungguh mengalir dari hati terdalam berusaha mengarahkan hati kepada Tuhan. Imam menyadarkan umat dengan menyatakan, “Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita” (“Gratias agamus Domino Deo nostro”). Kata latin “gratias” dari bahasa Yunani “eucharistia” adalah untuk mengucapkan syukur. Dari sinilah nama “Ekaristi”.

Pusat dan puncak perayaan ekaristi adalah Doa Syukur Agung. Dalam Missale Romanum, disediakan empat Doa Syukur Agung. Doa Syukur Agung II merupakan Doa Syukur Agung yang paling populer. Dalam Doa Syukur Agung dinyatakan bahwa perjamuan yang kita rayakan saat ini sama dengan perjamuan yang Yesus lakukan saat bersama para murid. Roti dan anggur yang kita persembahkan bukan roti dan anggur biasa. Secara jasmani kita melihatnya sebagai roti dan anggur biasa, tetapi iman kita menyatakan bahwa roti dan anggur itulah yang sama diberikan Yesus kepada para murid-Nya dalam Perjamuan Malam Terakhir. Apa yang diberikan malam itu dan yang kita rayakan saat ini adalah roti dan anggur yang sama, yakni sakramen yang merupakan tanda Tubuh dan Darah Kristus.

Ekaristi menjadi peristiwa puncak tinggal dalam Kristus. Yesus bersabda: “Akulah Roti Hidup yang telah turun di sorga. Jikalau kamu makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” (Yoh 6: 51). Bila Yesus menyebut daging-Nya dan darah-Nya yang diberikan untuk kehidupan dunia, itu tidak lain adalah Ekaristi. Tuhan Yesus berkata dengan jelas: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yoh. 6: 56).

Wartakan kabar baik ini kepada sesamamu

Ayo Wartakan Kabar Baik Ini

Leave A Comment

Artikel Terbaru

Mars Regina Caeli

Bersama Bunda Maria Ratu Surgawi,
umat Allah Regina Caeli melangkah pasti.
Semakin setia pada Yesus semakin mengabdi sesama, dalam keluarga yang kudus umat basis jaya.
Pegang teguh semboyan:
Berakar dalam Iman, Bertumbuh dalam persaudaraan, berbuah dalam pelayanan
Ukirkan tekad dan kobarkan bara semangat: Mencintai Ekaristi; Mendalami sabda Ilahi;
Bersaudara yang sejati, berbagi hati,
melayani dengan kasih yang lemah dan letih.
Jadilah laskar Kristus Regina Caeli