7 Perkataan Yesus – “Akulah Jalan Dan Kebenaran Dan Hidup”: Satu-Satunya Jalan Menuju Bapa

By -Published On: 30 October 2025-Categories: Iman Katolik, Katekese-Views: 85-

Apa Kontek dan Arti Harafiah Dari “Akulah Gembala Yang Baik”?

Menyelami pernyataan Yesus yang keenam, yang merupakan salah satu pernyataan-Nya yang paling komprehensif dan mendefinisikan: “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup” (Yohanes 14:6). Pernyataan ini adalah jantung dari klaim Kristus dan fondasi bagi iman Katolik.

Pernyataan ini diucapkan oleh Yesus dalam Khotbah Perpisahan-Nya (Yohanes 14), tepat setelah Ia memberitahu murid-murid-Nya bahwa Ia akan pergi, dan bahwa mereka mengetahui jalan ke tempat Ia pergi. Tomas, mewakili kebingungan semua murid, bertanya: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” (Yohanes 14:5).

Jawaban Yesus adalah sebuah wahyu yang lengkap dan definitif:

  • Yohanes 14:6: “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.’”

Arti Harfiah dari Tiga Pilar Pernyataan Ini:

  • “Akulah JALAN” (hē hodos): Yesus bukan hanya menunjukkan jalan; Dia adalah Jalan itu sendiri. Ini menyiratkan perjalanan, gerak, dan arah. Kita tidak hanya mempelajari Dia, kita mengikuti Dia.

  • “Akulah KEBENARAN” (hē alētheia): Yesus bukan hanya mengajarkan kebenaran; Dia adalah Kebenaran itu sendiri yang menjelma. Ini adalah pernyataan tentang realitas objektif dan wahyu definitif. Semua kebenaran, baik dalam alam (filsafat) maupun dalam wahyu (teologi), menemukan kepenuhan dan kesatuannya dalam diri-Nya.

  • “Akulah HIDUP” (hē zōē): Yesus bukan hanya memberikan hidup; Dia adalah Sumber Hidup itu sendiri. Ini merujuk pada hidup ilahi dan kekal, yang adalah hakikat Allah.

Apa Pesan Yang Ingin Disampaikan Yesus?

Dalam satu kalimat singkat ini, Yesus merangkum seluruh misi dan identitas-Nya, menawarkan jawaban sempurna bagi kebingungan eksistensial manusia.

  1. Kebingungan Manusia Terjawab Secara Utuh: Pertanyaan Tomas mencerminkan tiga kebingungan manusia:

    • Kebingungan Moral (Jalan): “Bagaimana saya harus hidup? Apa tujuan hidup ini?”

    • Kebingungan Intelektual (Kebenaran): “Apa yang benar? Manakah agama yang benar?”

    • Kebingungan Eksistensial (Hidup): “Apa arti hidup? Bagaimana mengatasi kematian?”
      Yesus menjawab: Akulah Jawabannya. Bukan sebuah sistem, bukan sebuah filosofi, tetapi seorang Pribadi.

  2. Relasi dengan Allah Harus Melalui Seorang Pengantara: Pernyataan “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” adalah klaim yang paling eksklusif. Ini menegaskan bahwa kesenjangan antara manusia yang berdosa dan Allah yang Mahakudus begitu besar sehingga tidak dapat dijembatani oleh usaha manusia sendiri. Hanya Sang Pengantara yang adalah Allah dan Manusia yang dapat menjembatani jurang ini.

  3. Trinitas Terungkap: Pernyataan ini secara implisit bersifat Trinitaris. Kita datang “kepada Bapa”, “melalui Aku” (Sang Putra), dan seperti yang akan dijelaskan selanjutnya, dalam kuasa Roh Kudus (Yohanes 14:16-17). Seluruh kehidupan Kristiani adalah perjalanan Trinitaris.

Bagaimana Kita Memaknai / Melakukan Pesan Ini?

Respon kita terhadap pernyataan ini haruslah total, melibatkan seluruh diri kita: kehendak (mengikuti Jalan), akal budi (menerima Kebenaran), dan seluruh keberadaan kita (menjalani Hidup).

1. Respon Teologis: Mengakui Gereja sebagai Sakramen Universal Keselamatan

Yesus adalah satu-satunya Jalan, dan Gereja adalah sakramen-Nya di dunia, yang melanjutkan kehadiran-Nya sebagai Jalan, Kebenaran, dan Hidup.

  • Dasar Kitab Suci:

    • Kisah Para Rasul 4:12: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Ini adalah ekuivalen praktis dari Yohanes 14:6 dalam kehidupan Gereja perdana.

    • 1 Timotius 2:5: “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.”

  • Pengajaran Magisterium (Konsili Vatikan II, Lumen Gentium 14):

    • Gereja Katolik percaya bahwa “Gereja, sebagai persekutuan yang dilengkapi dengan kepenuhan sarana keselamatan, adalah ‘sakramen universal keselamatan’.”

    • “Sebab hanya melalui Gereja Katolik Kristus, yakni kepenuhan sarana keselamatan, dapat diperoleh.” Ini bukan kesombongan, tetapi pengakuan akan anugerah yang diterima. Gereja melihat dirinya sebagai pelayan dari keselamatan yang hanya ada dalam Kristus.

    • Peran Magisterium: Dalam Gereja, Magisterium yang hidup (Paus dan Uskup dalam persekutuan) adalah pelayan dan penjaga Kebenaran yang adalah Kristus. Tugasnya adalah untuk “menjaga dan menafsirkan Sabda Allah” dengan setia.

*2. Respon Filosofis: Menyatukan Iman dan Akal Budi (Fides et Ratio)

Pernyataan Yesus ini adalah dasar bagi dialog antara iman dan akal budi, dan sekaligus tantangan bagi relativisme postmodern.

  • Kristus: Puncak Segala Kebenaran: Jika Kristus adalah Kebenaran yang menjelma, maka semua kebenaran yang ditemukan dalam filsafat, sains, dan seni adalah partisipasi dalam Kebenaran Ilahi yang satu itu. Seperti yang diajarkan St. Thomas Aquinas, “Anugerah tidak menghapus kodrat, tetapi menyempurnakannya.” Iman tidak membunuh akal budi, tetapi menyempurnakan dan meneranginya.

  • Tantangan bagi Relativisme: Dunia postmodern berkata, “Tidak ada kebenaran mutlak,” atau “Kebenaranmu adalah milikmu, kebenaranku adalah milikku.” Pernyataan Yesus, “Akulah Kebenaran,” secara langsung menantang hal ini. Ini adalah klaim tentang realitas objektif yang dapat dikenal. Iman Katolik bukanlah perasaan subjektif, tetapi sebuah ya yang rasional kepada Pribadi yang adalah Kebenaran itu sendiri.

  • Jalan Salib sebagai “Metode” Ilahi: “Jalan” yang ditawarkan Yesus mencapai puncaknya di Kayu Salib. Dalam paradoks ilahi, jalan menuju hidup adalah melalui kematian; jalan menuju kemuliaan adalah melalui penderitaan. Ini membalikkan logika duniawi tentang kesuksesan dan kekuasaan. Filsafat Kristen haruslah sebuah filsafat salib.

Apa Kebenaran Sejati Yang Terkandung Di Dalamnya?

Pernyataan ini membuka rahasia tentang struktur realitas itu sendiri.

  1. Kebenaran tentang Pribadi Kristus (Kristologi): Pernyataan ini adalah batu ujian untuk Kristologi. Hanya seseorang yang adalah Allah sendiri yang dapat secara sah mengklaim untuk menjadi Jalan, Kebenaran, dan Hidup, dan menjadi satu-satunya pengantara kepada Bapa. Ini adalah pengakuan akan keallahan-Nya yang mutlak.

  2. Kebenaran tentang Misi Gereja: Misi Gereja adalah memperlihatkan Sang Jalan, mewartakan Sang Kebenaran, dan membagikan Sang Hidup. Evangelisasi bukanlah memaksakan sebuah ideologi, melainkan memperkenalkan seorang Pribadi. Setiap karya Gereja—dari pengajaran, pelayanan sosial, hingga perayaan liturgi—harus mengarah kepada Kristus.

  3. Kebenaran tentang Moralitas Kristiani: Jika Kristus adalah Jalan, maka Hidup Kristiani adalah sebuah peneladanan. “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yohanes 2:6). Hukum Moral Gereja bukanlah sekumpulan peraturan semena-mena, tetapi deskripsi tentang apa artinya mengikuti “Jalan” yang adalah Kristus.

Apa Yang Dapat Disimpulkan?

  • Koneksi dengan Perjanjian Lama: Pernyataan ini adalah penggenapan dari tiga simbol besar Perjanjian Lama:

    • Jalan: “Sediakanlah jalan untuk TUHAN” (Yesaya 40:3).

    • Kebenaran: “Kasih dan kebenaran berjumpa, keadilan dan damai sejahtera bercium-ciuman” (Mazmur 85:11).

    • Hidup: “Sebab pada-Mu ada sumber hayat” (Mazmur 36:10).

      Yesus menyatakan bahwa Dia adalah penggenapan dari semua yang dilambangkan dan dinantikan.

  • Dasar bagi Ekumenisme dan Dialog Antaragama yang Sejati: Pernyataan ini justru menjadi dasar bagi dialog yang jujur. Gereja Katolik, sambil percaya penuh pada Kristus sebagai satu-satunya Jalan, juga menghormati “benih-benih kebenaran” (semina Verbi) yang ada dalam agama dan budaya lain. Semua kebenaran itu berasal dari dan mengarah kepada Sang Kebenaran, yaitu Kristus. Dialog yang sejati dilakukan dengan rendah hati dan keyakinan yang jelas, bukan dengan mengkompromikan iman.

Pesan “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup” adalah undangan untuk sebuah komitmen total. Respon kita adalah:

  • Secara Teologis: Percayalah dan berikanlah kesetiaan penuh kepada Yesus dan Gereja-Nya, yang adalah sakramen keselamatan-Nya di dunia. Terimalah ajaran Gereja bukan sebagai pendapat manusia, tetapi sebagai suara Sang Kebenaran.

  • Secara Filosofis: Jadilah seorang pencinta kebenaran sejati. Jangan takut untuk mempertanyakan segala sesuatu, tetapi bawalah pertanyaanmu kepada kaki Kristus, di mana semua pencarian akan makna dan kebenaran menemukan jawabannya.

  • Secara Praktis:

    1. Ikutilah “Jalan” itu dengan Setia: Hidupilah imanmu dalam tindakan nyata. Ikutilah teladan Kristus dalam kerendahan hati, pelayanan, dan kasih, terutama melalui sakramen-sakramen yang menghidupkan kita.

    2. Berdirilah di atas “Kebenaran” itu dengan Berani: Dalam dunia yang penuh dengan kebingungan dan kebohongan, jadilah saksi yang berani untuk kebenaran Injil. Bela imanmu dengan penuh kasih dan keyakinan.

    3. Hiduplah “Hidup” itu dengan Penuh Sukacita: Karena kita telah menerima hidup ilahi, hiduplah sebagai orang yang bebas dan penuh pengharapan. Bagikanlah sukacita dan damai sejahtera Kristus kepada semua orang di sekitarmu.

Dengan demikian, “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup” bukanlah sebuah pernyataan yang mengecualikan, melainkan sebuah undangan yang paling inklusif: semua orang, dari semua bangsa dan zaman, diundang untuk menemukan kepenuhan identitas, kebenaran, dan tujuan hidup mereka hanya dalam diri Yesus Kristus.

Wartakan kabar baik ini kepada sesamamu

“Umat terkasih, mari kita wujudkan Kasih Kristus yang hidup melalui persembahan yang datang dari hati yang bersyukur. Gereja adalah rumah iman dan persembahan Anda adalah nadi yang memastikan api pelayanan, kegiatan rohani, dan kesatuan komunitas kita terus menyala terang bagi sesama. Mari kita wujudkan kerinduan hati untuk terus bertumbuh dan berbuah. Berikan yang terbaik, bukan karena kewajiban, tetapi karena Kasih.”

Leave A Comment

Artikel Terbaru

Mars Regina Caeli

Bersama Bunda Maria Ratu Surgawi,
umat Allah Regina Caeli melangkah pasti.
Semakin setia pada Yesus semakin mengabdi sesama, dalam keluarga yang kudus umat basis jaya.
Pegang teguh semboyan:
Berakar dalam Iman, Bertumbuh dalam persaudaraan, berbuah dalam pelayanan
Ukirkan tekad dan kobarkan bara semangat: Mencintai Ekaristi; Mendalami sabda Ilahi;
Bersaudara yang sejati, berbagi hati,
melayani dengan kasih yang lemah dan letih.
Jadilah laskar Kristus Regina Caeli