Raja Manasye Kisah Kejahatan Besar & Pertobatan

By -Published On: 1 November 2025-Categories: Kisah Alkitab-Views: 52-

Siapakah sebenarnya Raja Manasye?

Kisah Raja Manasye tercatat utama dalam 2 Raja-Raja 21:1-18​​ dan 2 Tawarikh 33:1-20. (Jangan bingung dengan Manasye, saudara Efraim sebagai Anak Pertama Yusuf, ini dua orang berbeda).

  • Ayah (Bapa): Raja Hizkia (bahasa Ibrani: Ḥizqiyahu). Hizkia adalah salah satu raja Yehuda yang paling saleh, yang terkenal karena reformasi keagamaannya besar-besaran, membersihkan Kuil dari berhala, dan sangat mengandalkan Allah di tengah ancaman Asyur (terutama di bawah Raja Sanherib).
  • Kakek: Raja Ahas (bahasa Ibrani: ‘Ahaz). Ahas dikenal sebagai salah satu raja Yehuda yang paling jahat. Ia melakukan penyembahan berhala yang mengerikan, bahkan membakar anaknya sebagai korban persembahan (2 Raja-Raja 16:3-4).

Menariknya, Manasye tidak meniru kesalehan ayahnya, Hizkia, melainkan lebih menyerupai kejahatan kakeknya, Ahas, meskipun ia tumbuh dalam istana yang telah dibersihkan oleh Hizkia.

Kejahatan Besar Apa Yang Dilakukan Oleh Raja Manasye?

Manasye naik takhta pada usia dua belas tahun dan memerintah di Yerusalem selama lima puluh lima tahun (2 Raj 21:1), masa pemerintahan terlama di Kerajaan Yehuda. Masa pemerintahannya ditandai dengan kembalinya praktik penyembahan berhala yang paling keji.

A. Kemerosotan Rohani (2 Raj 21:3-7; 2 Taw 33:3-7​​)

  • Membangun Kembali Tempat Pemujaan Berhala: Ia membangun kembali bukit-bukit pengurbanan (bamot) yang telah diruntuhkan ayahnya, Hizkia.
  • Penyembahan Dewa Asing: Ia mendirikan mezbah untuk dewa Baal dan membuat patung dewa Asyera, bahkan menyembah segala tentara langit (bintang, planet).
  • Mencemari Bait Allah: Ia mendirikan mezbah-mezbah bagi tentara langit di kedua pelataran Bait Allah di Yerusalem—tempat yang secara khusus telah Allah pilih untuk menduduskan Nama-Nya (Ulangan 12:5​​​​). Ini adalah pencemaran yang luar biasa.

B. Praktik Sihir dan Okultisme (2 Raj 21:6; 2 Taw 33:6​)

  • Ia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api (kemungkinan kepada dewa Molokh).
  • Ia melakukan ramalan, perdukunan, sihir, dan menghubungi arwah (memanggil arwah). Praktik-praktik ini secara tegas dilarang dalam Taurat (Ul 18:10-12​​​).

C. Penumpahan Darah Orang Tak Bersalah (2 Raj 21:16)

  • Manasye menumpahkan darah orang yang tidak bersalah dalam jumlah yang sangat besar, memenuhi Yerusalem dari ujung ke ujung. Ini secara tradisional dipahami sebagai penganiayaan terhadap para nabi dan orang-orang benar yang menentang praktik keji Manasye. Tradisi Yahudi bahkan menyebutkan bahwa Manasye bertanggung jawab atas kemartiran Nabi Yesaya.

Secara teologis, kejahatan Manasye jauh lebih buruk daripada bangsa-bangsa Kanaan yang diusir Allah, karena ia melakukannya setelah menerima Taurat, tinggal di kota suci, dan merupakan anak dari raja yang saleh.

Bagaimana Raja Manasye Bertobat?

Meskipun 2 Raja-Raja hanya mencatat kejahatannya, kitab 2 Tawarikh—yang berfokus pada peran raja-raja dalam sejarah keselamatan—memberikan detail tentang pertobatan Manasye. Kisah pertobatan ini adalah aspek yang paling penting dan mengajarkan tentang Kemurahan Allah (Magisterium).

A. Penghukuman oleh Allah (2 Taw 33:11)

Karena kejahatan Manasye, Allah mengizinkan panglima-panglima tentara raja Asyur datang melawan Yehuda. Manasye ditangkap, diikat dengan rantai tembaga, dan dibawa ke Babel (pada saat itu Babel masih berada di bawah kekuasaan Asyur).

B. Kerendahan Hati dan Doa (2 Taw 33:12-13​)

  • Dalam kesesakan dan penderitaannya di Babel, Manasye merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya dengan sangat.
  • Ia berdoa kepada Allah.

C. Pengampunan dan Pemulihan (2 Taw 33:13​​​)

  • Allah mengindahkan doa Manasye dan mendengarkan permohonannya.
  • Manasye dipulihkan dan dikembalikan ke Yerusalem untuk menduduki takhtanya kembali.

D. Buah Pertobatan (2 Taw 33:15-16​​)

Setelah kembali, Manasye membuktikan pertobatannya melalui tindakan nyata, yang merupakan buah dari pertobatan yang sejati:

  1. Ia menjauhkan para dewa asing dan berhala dari Bait Allah.
  2. Ia meruntuhkan mezbah-mezbah yang telah ia bangun di Yerusalem dan membuangnya ke luar kota.
  3. Ia memperbaiki mezbah TUHAN.
  4. Ia mempersembahkan korban keselamatan dan korban syukur di atas mezbah TUHAN.
  5. Ia memerintahkan rakyat Yehuda untuk beribadah kepada TUHAN, Allah Israel.

Bagaimana Kita Boleh Belajar Dari Pertobatan Dan Kasih Allah Melalui Kisah Raja Manasye?

Kisah Manasye, yang memulai hidupnya dengan kejahatan yang tak terlukiskan dan mengakhiri hidupnya dengan pertobatan yang mendalam, mengajarkan beberapa kebenikan teologis yang sangat penting:

  1. Kemurahan dan Kesabaran Allah Tak Terbatas

Dosa Manasye adalah salah satu yang terburuk (penyembahan berhala, sihir, pengorbanan anak, pembunuhan nabi). Namun, ketika ia merendahkan diri dan berdoa, Allah tetap mengampuni dan memulihkannya. Kisah ini merupakan bukti nyata dari:

  • Mazmur 130:7: “Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan pada-Nya ada banyak penebusan.”
  • Ini menegaskan ajaran Magisterium Katolik mengenai belas kasihan ilahi—bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni, asalkan ada pertobatan yang tulus (bandingkan dengan Sakramen Rekonsiliasi).
  1. Pertobatan Sejati Membutuhkan Tindakan (Buah Pertobatan)

Allah tidak hanya mengampuni Manasye, tetapi Manasye juga membuktikan bahwa pertobatannya sejati dengan melakukan reformasi.

  • Pelajaran yang didapat adalah bahwa penyesalan harus diikuti oleh reparasi dan perubahan hidup (metanoia). Manasye menghancurkan berhala dan mengembalikan ibadah yang benar kepada TUHAN.
  1. Kehendak Bebas dan Konsekuensi Lintas Generasi

Kisah Manasye menunjukkan bahwa anak dari orang yang saleh (Hizkia) dapat memilih jalan kejahatan, sama seperti anak dari orang yang jahat (Ahas) dapat memilih jalan kebenaran.

  • Kesalehan atau kejahatan tidak diwariskan secara otomatis; setiap individu memiliki kehendak bebas untuk memilih.
  • Namun, keputusan Manasye mencemari Yehuda sedemikian rupa sehingga pembersihan total baru terjadi pada masa cucunya, Raja Yosia. Bahkan, para Bapa Gereja (Tradisi Suci) sering melihat dosa Manasye sebagai salah satu penyebab utama diizinkannya penghancuran Yerusalem dan Pembuangan Babel.

Secara ringkas, hidup Manasye adalah kesaksian agung dalam Kitab Suci tentang kedalaman belas kasihan Allah yang melampaui kedalaman dosa manusia. Ia adalah teladan bagi setiap orang percaya—bahwa selama nafas masih ada, pintu pertobatan dan pengampunan selalu terbuka.

 (2Taw 33:12) Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya, (2Taw 33:13) dan berdoa kepada-Nya. Maka TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja. Dan Manasye mengakui, bahwa TUHAN itu Allah.

Wartakan kabar baik ini kepada sesamamu

“Umat terkasih, mari kita wujudkan Kasih Kristus yang hidup melalui persembahan yang datang dari hati yang bersyukur. Gereja adalah rumah iman dan persembahan Anda adalah nadi yang memastikan api pelayanan, kegiatan rohani, dan kesatuan komunitas kita terus menyala terang bagi sesama. Mari kita wujudkan kerinduan hati untuk terus bertumbuh dan berbuah. Berikan yang terbaik, bukan karena kewajiban, tetapi karena Kasih.”

Leave A Comment

Artikel Terbaru

Mars Regina Caeli

Bersama Bunda Maria Ratu Surgawi,
umat Allah Regina Caeli melangkah pasti.
Semakin setia pada Yesus semakin mengabdi sesama, dalam keluarga yang kudus umat basis jaya.
Pegang teguh semboyan:
Berakar dalam Iman, Bertumbuh dalam persaudaraan, berbuah dalam pelayanan
Ukirkan tekad dan kobarkan bara semangat: Mencintai Ekaristi; Mendalami sabda Ilahi;
Bersaudara yang sejati, berbagi hati,
melayani dengan kasih yang lemah dan letih.
Jadilah laskar Kristus Regina Caeli