Roti Tak Beragi Part2

By -Published On: 8 October 2025-Categories: Iman Katolik, Katekese-Views: 53-

Bagaimana Makna Roti Tak Beragi dalam Tradisi Suci dan Magisterium?

1. Praktis Apostolik dan Keputusan Gereja Perdana

  • Konsistensi dengan Perintah Kristus: Gereja perdana, yang terdiri dari orang-orang Yahudi dan non-Yahudi, melanjutkan penggunaan roti tak beragi dalam Ekaristi karena itulah yang digunakan oleh Kristus sendiri pada Institusinya. Ini adalah bagian dari “Tradisi” yang hidup.

  • Kontroversi dengan Gereja-Gereja Timur (abad ke-11): Salah satu titik perselisihan dalam Skisma Besar antara Timur (Ortodoks) dan Barat (Katolik) adalah penggunaan roti tak beragi. Gereja-Gereja Timur umumnya menggunakan roti beragi (prosphora), sementara Gereja Latin setia pada roti tak beragi.

    • Argumentasi Katolik (Magisterium): Gereja Katolik, melalui konsili-konsili dan para Paus (seperti Paus Leo IX), menegaskan bahwa Kristus menggunakan roti tak beragi pada Perjamuan Terakhir, dan karena itu Gereja berwenang untuk mempertahankan bentuk ini. Keabsahan Ekaristi bergantung pada materi (roti dan anggur) dan kata-kata konsekrasi, bukan pada ada tidaknya ragi.

2. Pengajaran Magisterium yang Resmi

  • Konsili Trente (1545-1563): Menanggapi Reformasi Protestan, Konsili Trente dengan tegas mendefinisikan doktrin tentang Ekaristi.

    • Kanon 2 tentang Ekaristi: “Jika seseorang menyangkal bahwa dalam sakramen Ekaristi yang maha kudus terdapat benar-benar Tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus, bersama dengan jiwa dan ke-Allah-an-Nya, dan karena itu seluruh Kristus; tetapi berkata bahwa Ia hadir di dalamnya hanya sebagai dalam suatu tanda, atau secara simbolis, atau dengan kehadiran-Nya yang dinamis saja, anathema sit (terkutuklah ia).”

    • Kanon 4 tentang Ekaristi: “Jika seseorang mengatakan bahwa… Kristus tidak digambarkan secara unggul dalam rupa roti tak beragi yang digunakan Gereja Katolik menurut kebiasaan yang sudah lama dan konstan, anathema sit.”

    • Di sini, Magisterium menegaskan bahwa rotinya sendiri tidak mengubah realitas Kristus yang hadir, tetapi Gereja, dengan otoritas yang diberikan Kristus, telah menetapkan penggunaan roti tak beragi sebagai hal yang sesuai dan mengikat.

  • Katekismus Gereja Katolik (KGK)

    • KGK 1332: “Roti tanpa ragi (roti tak beragi) yang digunakan dalam perayaan Yahudi pada Paskah menjadi lambang yang tepat. Sebab pada Paskah yang baru, tubuh Kristus yang dikurbankan, ‘yang tidak dikenal dosa’ (2Kor 5:21), juga akan memberikan kehidupan dan kesegaran kepada manusia, ‘karena Kristus, anak domba Paskah kita, telah disembelih’ (1Kor 5:7). Dalam perjamuan kudus roti menjadi Tubuh Kristus.”

    • KGK 1412: “Tanda pokok dari sakramen Ekaristi ialah roti dan anggur, yang atas kuasa Kristus dan melalui kata-kata serta perutusan Roh Kudus, menjadi Tubuh dan Darah-Nya.”

3. Penerapan dalam Liturgi Katolik Saat Ini

  • Hosti Kudus: Hosti yang digunakan dalam Misa Kudus adalah roti tak beragi, biasanya berbentuk bulat kecil untuk umat dan yang lebih besar untuk imam (disebut hosti besar).

  • Disposisi Hati Umat: Saat menerima Komuni, umat diajak untuk menghayati makna spiritual roti tak beragi: membersihkan diri dari “ragi” dosa (terutama melalui Sakramen Tobat) sebelum menyambut “Roti Murni” yang adalah Kristus sendiri.

Apa Makna Roti Tak Beragi Dalam Perjanjian Lama?

1. Asal Usul dalam Paskah Yahudi: Keluaran 12-13

  • Peristiwa: Institusi Paskah Yahudi (Pesach) oleh Musa atas perintah Allah menjelang pembebasan dari Mesir.

  • Ayat Kunci: Keluaran 12:8 – “Dagingnya harus mereka makan pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti tidak beragi dan sayur pahit.
    Keluaran 12:39 – “Adonan yang dibawa mereka dari Mesir dibakarlah menjadi roti tidak beragi, sebab adonan itu tidak diragi, karena mereka diusir dari Mesir dan tidak dapat berlambat-lambat, dan mereka tidak pula menyediakan bekal baginya.

  • Makna Simbolis:

    • Kesegeraan dan Kesediaan untuk Berangkat: Ragi membutuhkan waktu untuk mengembang. Tidak adanya ragi melambangkan bangsa Israel yang harus segera berangkat meninggalkan perbudakan Mesir. Mereka berada dalam keadaan siap dan berjaga-jaga.

    • Kemurnian dan Kebebasan dari Kefasikan: Dalam tradisi Yahudi selanjutnya, ragi (ragi lama) sering melambangkan dosa dan kejahatan. Memakan roti tak beragi adalah simbol membersihkan diri dari noda kehidupan di Mesir (1 Korintus 5:7-8).

2. Pengembangan dalam Hukum Taurat

  • Hari Raya Roti Tidak Beragi (Festum Azymorum): Paskah tidak hanya dirayakan satu malam, tetapi diikuti dengan perayaan tujuh hari di mana roti tak beragi harus dimakan (Imamat 23:6). Ini menjadi peringatan tahunan akan pembebasan oleh Tuhan.

Apa Kesimpulan Yang Bisa Dipelajari Dari Roti Tak Beragi Sebagai Umat Katolik?

  1. Dari Kitab Suci: Roti tak beragi berakar dalam Paskah Yahudi sebagai simbol kesiapan, kemurnian, dan pembebasan. Yesus menggunakannya untuk menginstitusikan Ekaristi, memberikan makna baru sebagai Tubuh-Nya yang diserahkan.

  2. Dari Tradisi Suci: Gereja Katolik, sejak abad pertama, setia menggunakan roti tak beragi dalam perayaan Ekaristi, melanjutkan apa yang dilakukan oleh Kristus dan para Rasul.

  3. Dari Magisterium: Gereja, dengan otoritas mengajarnya, telah menegaskan bahwa penggunaan roti tak beragi adalah sahih dan sesuai, dan bahwa materi ini—setelah dikonsekrasi—benar-benar menjadi Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keallahan Yesus Kristus.

Dengan demikian, Roti Tak Beragi adalah sebuah benang merah yang menghubungkan Pembebasan Eksodus, Pengorbanan Kristus di Kayu Salib, dan Perjamuan Kudus yang kita rayakan setiap Misa. Ia adalah simbol yang kaya akan makna keselamatan, yang menuntut kita untuk menghayati kemurnian hidup sebagai tanggapan atas karunia Tuhan sendiri.

Wartakan kabar baik ini kepada sesamamu

“Umat terkasih, mari kita wujudkan Kasih Kristus yang hidup melalui persembahan yang datang dari hati yang bersyukur. Gereja adalah rumah iman dan persembahan Anda adalah nadi yang memastikan api pelayanan, kegiatan rohani, dan kesatuan komunitas kita terus menyala terang bagi sesama. Mari kita wujudkan kerinduan hati untuk terus bertumbuh dan berbuah. Berikan yang terbaik, bukan karena kewajiban, tetapi karena Kasih.”

Leave A Comment

Artikel Terbaru

Mars Regina Caeli

Bersama Bunda Maria Ratu Surgawi,
umat Allah Regina Caeli melangkah pasti.
Semakin setia pada Yesus semakin mengabdi sesama, dalam keluarga yang kudus umat basis jaya.
Pegang teguh semboyan:
Berakar dalam Iman, Bertumbuh dalam persaudaraan, berbuah dalam pelayanan
Ukirkan tekad dan kobarkan bara semangat: Mencintai Ekaristi; Mendalami sabda Ilahi;
Bersaudara yang sejati, berbagi hati,
melayani dengan kasih yang lemah dan letih.
Jadilah laskar Kristus Regina Caeli