Roti Tak Beragi Part1
Apa Makna Dasar Roti Tak Beragi?
Roti Tak Beragi (bahasa Yunani ázymos : “tanpa ragi”) adalah roti yang dibuat hanya dari tepung dan air, tanpa pengembang (ragi). Dalam konteks iman, roti ini bukan sekadar bahan makanan, tetapi sebuah simbol theologis yang kuat yang menghubungkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Apa Makna Roti Tak Beragi Dalam Perjanjian Lama?
1. Asal Usul dalam Paskah Yahudi: Keluaran 12-13
-
Peristiwa: Institusi Paskah Yahudi (Pesach) oleh Musa atas perintah Allah menjelang pembebasan dari Mesir.
-
Ayat Kunci: Keluaran 12:8 – “Dagingnya harus mereka makan pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti tidak beragi dan sayur pahit.“
Keluaran 12:39 – “Adonan yang dibawa mereka dari Mesir dibakarlah menjadi roti tidak beragi, sebab adonan itu tidak diragi, karena mereka diusir dari Mesir dan tidak dapat berlambat-lambat, dan mereka tidak pula menyediakan bekal baginya.“ -
Makna Simbolis:
-
Kesegeraan dan Kesediaan untuk Berangkat: Ragi membutuhkan waktu untuk mengembang. Tidak adanya ragi melambangkan bangsa Israel yang harus segera berangkat meninggalkan perbudakan Mesir. Mereka berada dalam keadaan siap dan berjaga-jaga.
-
Kemurnian dan Kebebasan dari Kefasikan: Dalam tradisi Yahudi selanjutnya, ragi (ragi lama) sering melambangkan dosa dan kejahatan. Memakan roti tak beragi adalah simbol membersihkan diri dari noda kehidupan di Mesir (1 Korintus 5:7-8).
-
2. Pengembangan dalam Hukum Taurat
-
Hari Raya Roti Tidak Beragi (Festum Azymorum): Paskah tidak hanya dirayakan satu malam, tetapi diikuti dengan perayaan tujuh hari di mana roti tak beragi harus dimakan (Imamat 23:6). Ini menjadi peringatan tahunan akan pembebasan oleh Tuhan.
Apa Penggenapan Roti Tak Beragi Dalam Perjanjian Baru?
1. Perjamuan Terakhir: Konteks Historis dan Liturgis
-
Fakta Krusial: Perjamuan Terakhir yang diadakan Yesus dengan para murid-Nya adalah Perjamuan Paskah Yahudi (Matius 26:17, Markus 14:12, Lukas 22:7-8). Oleh karena itu, roti yang digunakan Yesus saat itu—tanpa keraguan—adalah Roti Tak Beragi Paskah.
-
Institusi Ekaristi: Pada momen inilah, Yesus mengambil roti tak beragi itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya, dan memberikan kepada murid-murid-Nya seraya berkata, “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Lukas 22:19).
2. Makna Baru Roti Tak Beragi dalam Terang Kristus
-
Yesus adalah Roti Hidup yang Murni: Yesus, yang tanpa dosa (2 Korintus 5:21), adalah penggenapan sempurna dari simbol roti tak beragi yang murni. Tubuh-Nya adalah roti sejati yang turun dari surga (Yohanes 6:51).
-
Kesatuan yang Nyata dan Tidak Terbagi: Roti tak beragi, karena tidak beragi, memiliki tekstur yang padat dan tidak mudah hancur. Tradisi melihat dalam hal ini sebuah simbol yang tepat untuk Kesatuan Mistik Tubuh Kristus (Gereja) dan keutuhan Hosti Kudus yang tidak mudah terpecah-pecah.
3. Ajaran Santo Paulus: Pemurnian Spiritual
-
1 Korintus 5:6-8: Paulus secara eksplisit menghubungkan ragi dengan kejahatan dan kedurjanaan, sedangkan roti tak beragi dengan kemurnian dan kebenaran.
-
“Sebab itu buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Karena Anak Domba Paskah kita, Kristus, telah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.“
-
Di sini, Paulus menunjukkan bahwa Paskah Perjanjian Lama telah digenapi dalam Kristus, dan umat Kristen kini harus hidup sebagai “roti tidak beragi” yang baru dalam kemurnian dan kebenaran.
-













