“Shalom Umat Paroki PIK terkasih,

Setiap sudut gereja ini adalah saksi bisu perjalanan iman kita bersama. Paroki PIK bukan hanya bangunan fisik, tetapi adalah jantung pelayanan di tengah-tengah kita, tempat iman kita diperteguh dan kasih kita disalurkan. Setiap liturgi, setiap katekisasi, setiap Sakramen, dan setiap pelayanan kasih yang kita lakukan adalah buah dari berkat Tuhan dan kesatuan hati kita sebagai komunitas.

Persembahan kasih adalah bukan sekadar uang, melainkan wujud nyata dari iman yang hidup dan syukur yang melimpah atas segala berkat yang telah kita terima. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk ikut serta secara aktif merawat dan memastikan api pelayanan di Paroki PIK terus menyala.

Mari kita wujudkan kerinduan hati untuk melihat Paroki ini terus bertumbuh dan berbuah. Berikan yang terbaik, bukan karena kewajiban, tetapi karena Kasih.”

5 Perintah Gereja bukan dibuat untuk membebani umat, bukan juga agar gereja ramai dikunjungi, bukan juga agar umat tidak melupakan agamanya. Semua dibuat bertujuan hanya satu yaitu Sebagai sarana KASIH ALLAH yang telah memberikan RAHMAT KESELAMATANYA. Kita perlu mengejar Kekudusan dan Gereja mengarahkan umatnya melalui 5 Perintah Gereja ini agar setidaknya umat boleh memiliki semangat doa, merenungkan Firman yang hidup, bersatu dengan Kristus, hidup dalam Rahmat Sakramen, mengendalikan diri, bertumbuh dalam kasih kepada Allah dan Sesama.

(1 Pet 1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
(Ib 12:14b) sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.

Baca Artikel (5 Perintah Gereja)

1. Mendapat Indulgensi: Syaratnya adalah:

• Pengakuan dosa (rekonsiliasi).
• Menerima Komuni Kudus.
• Berdoa untuk intensi Paus (misalnya doa Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan).
• Melepaskan diri dari keterikatan dosa.

2. Memperdalam Iman: Peziarahan adalah bentuk devosi aktif yang mengingatkan umat akan pentingnya pertobatan terus-menerus.

3. Solidaritas dengan Gereja Universal: Dengan berziarah, umat Jakarta bersatu dengan umat sedunia dalam menghayati rahmat Tuhan.

4. Menghidupi Semangat Sinode: Peziarahan mengajak umat untuk menjadi “Gereja yang berjalan” (sinodalitas), seperti tema Persekutuan, Partisipasi, dan Misi.